Minggu, 06 Mei 2012

FILSAFAT CINTA

Sekarang ini tampak jelas nyata bagi saya untuk menilai cinta dalam makna kata yang sebenarnya. Pikiran dan perasaan ini baru matang ketika usia telah banyak  disita oleh petualangan ilmu dan juga pengalaman. Selama berabad-abad  perjalanan sejarah umat manusia telah selalu dipermainkan oleh 'kata'--yang tampaknya sederhana, tetapi memiliki makna yang tidak terbatas--ianya adalah cinta. Sesuatu   kata yang akan masih selalu mewarnai perjalanan umat manusia sampai Hari Kiamat, bahkan setelah momen Kiamat itu berakhir.

9 komentar:

  1. Balasan
    1. Ya, kebenaran cinta hanya akan terbukti pada momen kritis atau sekarat, dan saat Sang Maut menjemput hayat Si Cinta.

      Sukakah Anda apabila pembuktian kebenaran cinta mesti harus dengan taruhan jiwanya, sedangkan cinta itu sendiri adalah tulus mencintai Anda tanpa balasan, karena cinta itu sendiri sudahlah merupakan upah atas keluhuran budi Anda sehingga patut untuk dicintai.
      :)

      Hapus
  2. cie...cie...wkwkwkwkwk...............:)

    BalasHapus
  3. Maaf Master of Puppets! Sudah puaskah Tuan menertawakan saya yang sejujurnya kurang begitu paham tentang 'cinta dalam makna kata yang sebenarnya'?

    Tolong sharing ya!

    BalasHapus
  4. Awesome!!! Filsuf, sejujurnya saya sangat tersentak kaget ketika membaca komen Saudara. Seolah Filsuf dapat membaca peta pikiran saya. Dan, memang hal itulah yang akan saya presentasikan.

    Tolong sharing ya dan terima kasih sebelumnya.
    ^_^

    BalasHapus
  5. Yang dimaksud 'cinta dalam makna kata yang sebenarnya' adalah suatu masa pernikahan yang sah dimana di dalamnya ada ikatan perasaan hati untuk saling memiliki antara sepasang suami-istri sesuai tuntunan Sunnah Nabi dan Firman Illahi.

    Semua cinta adalah palsu dan busuk, kecuali cinta post-married, cinta dalam pernikahan suci.

    BalasHapus