Minggu, 06 Mei 2012
FILSAFAT CINTA
Sekarang ini tampak jelas nyata bagi saya untuk menilai cinta dalam makna kata yang sebenarnya. Pikiran dan perasaan ini baru matang ketika usia telah banyak disita oleh petualangan ilmu dan juga pengalaman. Selama berabad-abad perjalanan sejarah umat manusia telah selalu dipermainkan oleh 'kata'--yang tampaknya sederhana, tetapi memiliki makna yang tidak terbatas--ianya adalah cinta. Sesuatu kata yang akan masih selalu mewarnai perjalanan umat manusia sampai Hari Kiamat, bahkan setelah momen Kiamat itu berakhir.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ya betul, terus apalagi?
BalasHapusBenarkah?
HapusYa, kebenaran cinta hanya akan terbukti pada momen kritis atau sekarat, dan saat Sang Maut menjemput hayat Si Cinta.
HapusSukakah Anda apabila pembuktian kebenaran cinta mesti harus dengan taruhan jiwanya, sedangkan cinta itu sendiri adalah tulus mencintai Anda tanpa balasan, karena cinta itu sendiri sudahlah merupakan upah atas keluhuran budi Anda sehingga patut untuk dicintai.
:)
cie...cie...wkwkwkwkwk...............:)
BalasHapusMaaf Master of Puppets! Sudah puaskah Tuan menertawakan saya yang sejujurnya kurang begitu paham tentang 'cinta dalam makna kata yang sebenarnya'?
BalasHapusTolong sharing ya!
Awesome!!! Filsuf, sejujurnya saya sangat tersentak kaget ketika membaca komen Saudara. Seolah Filsuf dapat membaca peta pikiran saya. Dan, memang hal itulah yang akan saya presentasikan.
BalasHapusTolong sharing ya dan terima kasih sebelumnya.
^_^
Yang dimaksud 'cinta dalam makna kata yang sebenarnya' adalah suatu masa pernikahan yang sah dimana di dalamnya ada ikatan perasaan hati untuk saling memiliki antara sepasang suami-istri sesuai tuntunan Sunnah Nabi dan Firman Illahi.
BalasHapusSemua cinta adalah palsu dan busuk, kecuali cinta post-married, cinta dalam pernikahan suci.
ya
BalasHapus
BalasHapusYa seperti itulah....:)